Â
Liputan6.com, Jakarta Ketua Umum Jokowi Mania, Immanuel Ebenezer menanggapi pernyataan Ketua DPP PDIP Said Abdullah yang mengatakan, para relawan pendukung Ganjar Pranowo kerap membenturkan gubernur Jawa Tengah itu dengan partai. Padahal, para relawan ini selalu mendorong Ganjar agar dicalonkan sebagai calon presiden.
Baca Juga
"Kalau kita bisa membenturkan berarti relawan hebat dong. Berarti partainya lemah jadi kitanya hebat. Logikanya salah sebetulnya, masa kalah dengan relawan," ujar pria yang akrab disapa Noel di kantor DPP Joman, Jakarta Selatan, Kamis (9/2/2023).
Advertisement
Menurut Noel, tidak mungkin partai dibenturkan oleh relawan. Secara organisasi, partai lebih besar.
"Secara struktur saja organisasi, dalam sebuah organisasi struktur paling hebat dan besar itu partai," katanya.
Malah, ia menilai, kalau logikanya partai bisa dibenturkan oleh relawan, mungkin partai tersebut yang lemah.
"Jadi partai organisasi paling besar, kalau organisasi yang besar saja cara pikirnya lemah, jangan-jangan partainya lemah," ujar Noel.
Noel sebelumnya memimpin relawan Ganjar Pranowo yaitu GP Mania. Tetapi akhirnya dia bubarkan karena merasa Ganjar tidak punya gagasan sebagai calon presiden.
Â
Sebelumnya, Ketua DPP PDI Perjuangan Said Abdullah meminta kepada relawan Ganjar Pranowo jangan menyerang PDIP. Menurut dia, kalau relawan menginginkan Ganjar dicalonkan sebagai calon presiden, maka jangan PDIP yang terus diserang.
"Yang kita harapkan para relawan-relawan ini kalau memang butuh Ganjar untuk dicalonkan PDIP, jangan PDIP digebuk terus sama relawan," ujar Said di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (8/2/2023).
Said melihat kelakuan relawan Ganjar aneh. Dia mengatakan, PDIP sebagai pemilik tiket, malah terus diserang.
"Itu sesuatu yang aneh, butuh PDIP, tapi PDIP-nya digebuk oleh relawan kan tidak masuk akal," tegasnya.
Joman: Ganjar Pranowo Bukan Sosok Tepat Lanjutkan Kepemimpinan Jokowi
Relawan Jokowi Mania (Joman) resmi membubarkan kelompok relawan Ganjar Pranowo Mania. Joman menarik dukungan kepada Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo sebagai calon presiden pada Pemilu 2024.
Politikus PDIP itu dianggap bukan sosok yang tepat untuk melanjutkan kepemimpinan Presiden Joko Widodo. Itu merupakan satu dari lima alasan kelompok relawan Ganjar Pranowo Mania dibubarkan.
"Ganjar Pranowo diyakini bukan sosok yang tepat melanjutkan kepemimpinan pasca Presiden Joko Widodo," ujar Sekjen Joman Akhmad Gojali Harahap membacakan keputusan DPP Jokowi Mania yang ditandatangani Ketua Umum Joman Immanuel Ebenezer, pada Kamis (9/2/2023).
Ganjar juga dinilai tidak memiliki nilai lebih sebagai capres 2024. Selain itu, tidak ada gagasan dan program untuk membangun Indonesia yang lebih maju.
"Tidak adanya nilai lebih yang ditonjolkan oleh Ganjar Pranowo sebagai capres baik dalam hal gagasan maupun program untuk membangun Indonesia yang lebih maju dan lebih baik di masa yang akan datang," jelas Gojali mendampingi Immanuel Ebenezer mengumumkan pembubaran GP Mania di kantor Jokowi Mania, Jakarta Selatan.
Alasan berikutnya, Ganjar dinilai punya tampilan yang beda kepada publik dan kesehariannya. "Tampilan Ganjar Pranowo di publik atau medsos berbeda dengan tampilan keseharian selanjutnya," sambung Gojali.
Joman, kata dia, menarik dukungan karena sampai hari ini belum jelas apakah Ganjar Pranowo akan menjadi capres atau tidak. Sampai hari ini pun, Ganjar belum mendeklarasikan diri sebagai capres.
Berkaitan dengan itu, Ganjar tidak mampu meyakinkan pendukungnya dan partai bahwa akan diusung sebagai calon presiden.
"Ganjar Pranowo tidak mampu meyakinkan rakyat, pendukungnya, dan partainya untuk dijadikan capres 2024," sebut Gojali.
Advertisement
Pengamat: Kemungkinan Ganti Dukung Capres Lain
Relawan Ganjar Pranowo Mania yang diketuai Immanuel Ebenezer (Noel) akan mengumumkan pembubaran diri pada 9 Februari 2023. Alasan pembubaran salah satunya disebut karena tugasnya sudah selesai setelah elektabilitas Ganjar Pranowo meroket.
Pengamat komunikasi politik, M Jamiluddin Ritonga menilai, GP Mania sengaja dibubarkan setelah melihat arah dukungan Joko Widodo bukan kepada Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. Sehingga mereka akan pindah mendukung capres lain yang didukung Jokowi.
"Indikasi itu akan terlihat bila nantinya GP Mania setelah dibubarkan berubah nama. Setelah nama berubah, kemudian relawan itu memberikan dukungan kepada capres yang direstui Jokowi," kata Jamiluddin saat dikonfirmasi, Kamis (9/2/2023).
Menurut dia, GP Mania sengaja dibubarkan untuk berganti nama saja. "Bubarnya GP Mania bukan karena elektabilitas Ganjar sudah meroket. GP Mania sengaja dibubarkan untuk berganti nama, kemudian akan diarahkan untuk mendukung capres tertentu yang direstui Jokowi," kata dia.
Selain itu, Jamiluddin menilai GP Mania melihat peluang Ganjar sangat kecil untuk diusung PDIP atau koalisi lainnya menjadi capres.
"Mengingat hingga saat ini belum ada partai atau koalisi yang akan mengusung Ganjar. PDIP saja kemungkinan besar akan mengusung Puan Maharani menjadi capres. Karena itu, menjadi logis bila GP mania menarik dukungannya dengan membubarkan diri. Dengan begitu, kerja GP Mania tidak sia-sia," kata dia.
Selain itu, lanjutnya, terkait klaim GP Mania meroketkan elektabilitas Ganjar tentu layak dipertanyakan. Sebab, relawan Ganjar sangat banyak, sehingga sulit menyatakan tingginya elektabilitas Ganjar semata kerja GP Mania.
"GP Mania perlu menjelaskan berapa persen kontribusinya dalam meningkatkan elektabilitas Ganjar. Hal itu diperlukan agar GP Mania tidak merasa hebat sendiri dan terkesan mengabaikan hasil kerja relawan lainnya. Dengan begitu akan diketahui kontribusi GP Mania dalam meningkatkan elektabilitas Ganjar. Kontribusi relawan lainnya juga akan diketahui dengan pasti," pungkas Jamiluddin.
Reporter:Â Ahda Bayhaqi/Merdeka